Kamis, 13 Desember 2012

Masalah pokok perekonomian di indonesia




MASALAH POKOK PEREKONOMIAN DI INDONESIA

Negara indonesia menggunakan sistem perokonomian kerakyatan, jadi semua kegiatan ekonomi yang berhubungan dengan orang banyak diatur oleh pemerintah. Perokonomian indonesia mulai mengalami penurunan di awali pada tahun 1997, dimana pada masa itu terjadi krisis. Saat itu pertumbuhan ekonomi indonesia hanya berkisar pada level 4,7 persen, sangat rendah apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang 7,8 persen. Namun selama 3 tahun dari tahun 2005, 2006 dan 2007 perekonomian cukup signifikan (rata-rata diatas 6 persen) menjadikan indonesia saat itu secara ekonomi cukup dipertimbangkan oleh perokonomian dunia, hal ini dapat dilihat dengan di undang nya indonesia ke pertemuan kelompok 8 plus ( G8plus ) di kyota jepang pada bulan juli 2008 bersama beberapa negara yang disebut BRIICS ( brazil, rusia, india, indonesia, dan south africa )
Pada tahun 2008 pendapatan perkapita di indonesia sudah melewati u$ 2000, bahkan pada tahun 2009 GDP indonesia ditetapkan diatas 5000 triliun rupiah atau setara dengan u$ 555 miliar. Angka-angka ini cukup mendukung estimasi bahwapada tahun 2015 indonesia sudah menjadi salah satu raksasa ekonomi dunia dengan GDP diatas u$ 1 triliun, namun masih banyak hambatan yang dihadapi perekonomian indonesia untuk dapat menuju kesana, misalnya :
1.      Kondisi infrastruktur perekonomian (seperti jalan, jembatan, pelabuhan dan listrik)
2.      Tinggi nya angka pengangguran di indonesia ( berkisar antara 9 persen )
3.      Tingginya inflasi yang disebabkan oleh meningkatnya harga energi dunia
4.      Belum optimalnya peranan APBN sebagai stimulus ekonomi ( belum ekspensif )

Namun sampai saat ini yang menjadi masalah pokok perekonomian di indonesia ialah pengangguran dan inflasi.

A.     Pengangguran
Pengangguran merupakan masalah berakar yang terjadi di indonesia, karena permasalahan ini kehidupan sosial dan keamanan serta sektor lain ikut terganggu.
Masalah pengangguran ini masih menjadi masalah ekonomi yang sampai saat ini belum bisa diatasi. Sampai tahun 2008, tingkat pengangguran terbuka masih berada pada kisaran 9 % dari jumlah angkatan kerja yang berkisar 9 juta orang. Sebagaimana diketahui bahwa terjadi perubahan patern perekonomian paska krisis dari usaha yang padat karya ke usaha yang lebih padat modal, akibatnya pertumbuhan tenaga kerja yang ada sejak tahun 1998 s/d 2004 terakumulasi dalam meningkatnya angka pengangguran. Disisi lain sisa pertumbuhan tingkat trnaga kerja ini tidak di ikuti dengan pertumbuhan usaha (investasi) yang dapat menyerap keberadaan. Akibatnya terjadi peningkatan jumlah pengangguran di indonesia yang pada pasca krisis ditahun 2004 mencapai tingkat 10 % atau sekitar 11 juta orang.
Pengangguran itu sendiri adalah orang yang masuk dalam angkatan kerja (15-64 tahun) yang sedang mencari pekerjaan dan belum mendapatkan nya. Selain itu untuk mengukur  tingkat pengangguran pada suatu wilayah bisa didapat dari persentase membagi jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan kerja.
Tingkat pengangguran : jumlah yang menganggur / jumlah angkatan kerja x 100 %

Sebab-sebab terjadinya pengangguran :
·         Besarnya angkatan kerja tidak seimbang dengan kesempatan kerja
·         Struktur lapangan kerja tidak seimbang
·         Kebutuhan jumlah jenis tenaga terdidik dan penyediaan tenaga terdidik tidak seimbang
·         Penyediaan dan pemanfaatan tenaga kerja antar daerah tidak seimbang
·         Meningkatnya peranan dan aspirasi angkatann kerja wanita dalam seluruh struktur angkatan kerja di indonesia

Dampak pengangguran terhadap perekonomian suatu negara

Tujuan akhir pembangunan suatu negara pada dasarnya adalah meningkatkan kemakmuran masyarakat dan pertumbuhan ekonomi agar stabil dan dalam keadaan naik terus. Jika tingkat pengangguran di suatu negara relatif tinggi, hal ini akan menghambat tujuan pembangunan ekonomi yang telah dicita-citakan. Hal ini dikarenakan pengangguran berdampak negatif terhadap kegiatan perekonomian, seperti :
·         Pengangguran bisa menyebabkan masyarakat tidak dapat memaksimalkan tingkat kemakmuran yang dicapai nya. Hal ini terjadi karena pengangguran bisa  menyebabkan pendapatan nasional riil (nyata) yang dicapai masyarakat akan lebih rendah dari pendapatan potensial (pendapatan yang seharusnya). Oleh karena itu, kemakmuran yang dicapai oleh masyarakat pun akan lebih rendah
·         Pengangguran akan menyebabkan pendapatan nasional yang berasal dari sektor pajak berkurang, hal ini terjadi karena pengangguran yang tinggi akan menyebabkan kegiatan perekonomian menurun sehingga pendapatan masyarakat pun menurun. Dengan demikian pajak yang harus dibayar dari masyarakat pun menurun. Jika penerimaan pajak menurun, dana untuk kegiatan perekonomian pemerintah juga akan berkurang sehingga kegiatan pembangunan pun akan terus menurun
·         Pengangguran tidak akan mengalakkan pertumbuhan ekonomi. Adanya pengangguran akan menyebabkan daya beli masyarakat akan berkurang sehingga permintaa terhadap barang-barang hasil produksi akan berkurang. Keadaan demikian tidak akan merangsang kalangan investor (pengusaha) untuk melakukan perluasan atau pendirian industri baru. Dengan demikian tingkat investasi menurun sehingga pertumbuhan ekonomi pun tidak akan terpacu.

Cara Mengatasi Pengangguran Di Indonesia

·         Dibukanya lapangan pekerjaan baru yang dapat menerima para pengangguran di wilayahnya. Seperti: memberi fasilitas dan mempermudah pengusaha dalam negeri untuk membuka lapangan kerja baru, memajukan produksi kerajinan tangan, memberi kepercayaan pada hasil produksi dalam negeri,digalakan penjualan produksi usaha dalam negeri agar usaha dalam negeri dapat membuka lapangan pekerjaan yang lebih luas.
·         Memperbaiki kejiwaan, mental dan moralitas para pengangguran untuk melakukan hal yang berguna dan berdampak positif. Seperti; pembinaan mental, pengajaraan untuk taat beragama, memperbaiki karakter, memiliki kepribadian yang baik, memperbaiki kapasitas dan kualitas yang menjadikan diri diterima di lapangan pekerjaan.
·         Mempermudah seseorang untuk belajar dan sekolah. Seperti; Pendidikan gratis yang diberikan bagi kalangan tidak mampu, sekolah tanpa batasan usia, tempat pendidikan yang mudah diakses dan terdapat di setiap wilayah.
·         Membuka tempat belajar yang melatih keterampilan dan keahlian, dan dapat diaskses oleh setiap pengangguran atau orang yang membutuhkan. Seperti; belajar menjahit, belajar menjadi tenaga ahli seperti; montir, capster (pemotong rambut), service alat elektronik dsb.


B.     INFLASI

Inflasi dan perekonomian indonesia sangat saling berkaitan, apabila tingkat inflasi tinggi sudah dipastikan akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dimana akan melambatnya laju pertumbuhan ekonomi.
Inflasi di indonesia di umpamakan seperti penyakit endemis dan berakar. disejarah tingkat inflasi dimalaysia dan thailand senantiasa lebih rendah. Inflasi di indonesia tinggi sekali di zaman soekarno, karena kebijakan fiskal sama sekali tidak prudent (kalau perlu uang, cetak saja ). Dizaman soeharto, pemerintah berusaha menekan inflasi, akan tetapi tidak bisa dibawah 10 persen setahun rata-rata. Karena, bank indonesia masih punya misi ganda antara lain sebagai agent of development yang bisa menganjurkan kredit likuiditas tanpa batas. Baru dizaman reformasi, mulai dizaman presiden habibie maka fungsi bank indonesia mengutamakan penjagaan nilai rupiah. Tetapi karena sejarah dan karena inflationary expectations masyarakat (yang bertolak kebelakang, artinya bercermin kepada sejarah) makan inflasi “inti” masih lebih besar dari 5 % setahun.

Cara mengatasi inflasi

Penyebab terjadinya inflasi yang pada awalnya diyakini oleh pihak Bank Indonesia dan Bappenas karena kenaikan harga minyak dunia dan `subprime mortgage` yang terjadi di Amerika Serikat, ternyata dihantam pula oleh kenaikan harga pangan. Gejolak perekonomian dunia yang berujung pada inflasi sesungguhnya mulai tampak saat pendapatan per kapita Amerika Serikat mulai turun. Namun sayangnya para ekonom di tanah air banyak yang tidak menyetujuinya tanda-tanda itu. Salah satu sumber mngatakan beberapa cara ubtuk mengatasi masalah inflasi tersebut. Diantaranya adalah :
1.      kebijakan Moneter
Kebijakan moneter adalah kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan pendapatan nasional dengan cara mengubah jumlah uang yang beredar. Penyebab inflasi diantara jumlah uang yang beredar terlalu banyak sehingga dengan kebijakan ini diharapkan jumlah uang yang beredar dapat dikurangi menuju kondisi normal.
2.      Kebijakan Fiskal
Kebijakan Fiskal adalah kebijakan yang berhubugan dengan finansial pemerintah. Kebijakan fiskal dapat dilakukan melalui instrument berikut:
·         Mengatur penerimaan dan pengeluaran pemerintah, sehingga pengeluaran keseluruhan dalam perekonomian bisa dikendalikan. Pemerintah tidak menambah pengeluarannya agar anggaran tidak defisit.
·         Menaikkan pajak. Dengan menaikkan pajak, konsumen akan mengurangi jumlah konsumsinya karena sebagian pendapatannya untuk membayar pajak. Dan juga akan mengakibatkan penerimaan uang masyarakat berkurang dan ini berpengaruh pada daya beli masyarakat yang menurun, dan tentunya permintaan akan barang dan jasa yang bersifat konsumtif tentunya berkurang.
3.      Kebijakan Non Moneter
Kebijakan nom moneter adalah kebijakan yang tidak berhubungan dengan finansial pemerintah maupun jumlah uang yang beredar, cara ini merupakan langkah alternatif untuk mengatasi inflasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar